Apa yang teman cerita pikirkan tentang Baduy? Suku pedalaman yang tertinggal dan jauh dari kata modern? Siapa sih sebenarnya suku Baduy itu? Apa benar kehidupan orang Baduy penuh dengan Mistis?
Nah, kali ini aku ingin berbagi cerita tentang pengalaman menarik ketika berkunjung ke Perkampungan Baduy. Perkampungan yang jauh dari keramaian kota. Menghabiskan akhir pekan di Baduy Dalam? Kenapa Nggak 😉
Hal pertama yang menarik adalah mereka sendiri ternyata tidak pernah menyebut dirinya suku Baduy, melainkan urang Kanekes (orang Kanekes). Aku baru tau hal ini ketika Ayah Darma menjelaskan.
Ada dua golongan yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Apa perbedaannya?
Untuk perbedaan yang mudah diketahui adalah orang Baduy Luar sudah bisa menerima budaya dari luar, menggunakan handphone, mandi dengan sabun, bahkan menggunakan pakaian modern dengan warna lain selain hitam-putih. Sedangkan, orang-orang Baduy Dalam, masih teguh mempertahankan adat istiadat warisan dari nenek moyangnya. Namun kedua golongan itu tetap sama-sama melindungi dan menghargai alam sekitar tempat mereka berpijak dan hidup.
![]() |
Foto diambil saat di Baduy Luar |
Oke kita mulai perjalanannya..............................
10 Juni 2023 07.20 WIB
Perjalanan dimulai dari Stasiun Tanah Abang menuju Rangkasbitung menggunakan CommuterLine, dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 50 menit. Oh ya, titik poin untuk bertemu grup tour yang mengadakan open trip ini memang di Stasiun Rangkasbitung ya teman. Saat itu aku dan teman-temanku mengikuti open trip dari Wisuba, ini link profil Instagramnya: https://instagram.com/wisatasukubaduy (siapa tau ada yang berminat buat ke Baduy 😉). Aku dan teman-temanku kebetulan memang hanya berempat dan perempuan semua, rasanya tidak mungkin jika harus berjalan sendiri menyusuri hutan tanpa guide handal dan berpengalaman hehehe, maka dari itu memang harus ikut open trip.
Sekitar pukul 10.00 WIB lebih sedikit, akhirnya kami berkumpul dan segera melanjutkan perjalanan dengan mobil ELF untuk menuju Base Camp terlebih dahulu sebelum nantinya melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menuju Baduy Dalam. Di sana kami dijemput oleh sekelompok orang dari Baduy Dalam. Mereka yang juga membantu memandu perjalanan.
![]() |
📸 by ummah |
Eitsss bahkan anak-anak usia muda dan menggemaskan dari Baduy juga membuka jasa porter, mereka bisa membantu membawakan tas dan barang bawaan kita jika mau. Lumayan sedikit meringankan beban di pundak huhuhu. Awalnya tidak tega, tapi kupikir fisik dan tenaga mereka bahkan lebih kuat dibandingkan diriku yang sedikit-sedikit koyoan 😆.
![]() |
Salah satu porter kecil namanya Karhadi |
Perjalanan dari Stasiun Rangkasbitung ke Base Camp memakan waktu sekitar 2 jam. Pukul 12.00 WIB tiba di Base Camp, peserta diberikan waktu untuk makan, salat dan beristirahat sejenak (💄💋 dandan dandan sedikit biar tetap terlihat kece kan 🙃).
10 Juni 2023 sekitar pukul 13.30 WIB saatnya memulai perjalanan yang sesungguhnya. Yapss waktunya untuk memulai berjalan kaki ke kampung Cibeo, kurang lebih 5 jam. Sebenarnya bisa lebih cepat sih jika kondisi tubuh kuat. Namun karena aku jarang olahraga, jadi cepat lelah, akhirnya mengakibatkan banyak berhentinya untuk istirahat. Langkah kaki akupun tidak bisa diajak cepat, apalagi dalam kondisi jalanan menanjak 😠trek jalanan yang naik dan turun amat sangat memakan energi buatku pribadi. #Habis ini janji bakal lebih rajin olahraga dan makan sehat deh 💪💪.
![]() |
We Brave Mate 👯👯 |
Alhamdulillah bisa dilewati juga, bangga sama diri sendiri untuk nggak menyerah di tengah perjalanan. Tapi kalo nyerahpun, masa iya mau balik sendirian pas udah di tengah hutan 😱😨 kan nggak mungkin. Beruntungnya banget punya teman seperjalanan yang selalu kasih semangat buat nyampe di tujuan dan rela jalan melambat demi nungguin aku yang ketinggalan 🤗🤗 aaaah love love banget sama kalian 😘. Terima kasih juga untuk semua leader grup 1 dan 2 yang selalu ada membantu dan menemani. Jangan takut buat temen-temen yang mau ikut open trip ini. Leadernya bertanggung jawab kok 😉
Pemandangan selama perjalanan sedikit mengobati lelah pokoknya, jalur hutan, bukit, dan danau di sana indah banget, beneran bikin hati adem walaupun dalam kondisi capek. Tapi ketika hujan mohon tetap berhati-hati ya teman, karena jalanannya cukup licin, terlebih di beberapa trek dan medan yang cukup sulit dan curam. Sensasi tanjakan dan turunannya wajib dicobain sendiri sih, sulit untuk dijelaskan soalnya 😜 judul theme songnya "mendaki gunung lewati lembah" 😅 |
![]() |
Spot rute danau |
10 Juni 2023 sekitar pukul 18.30 WIB
Waaaah akhirnya setelah berjalan kaki kurang lebih 5 jam, bisa tiba juga di Kampung Cibeo, Baduy Dalam.
Terharu rasanya saat pertama kali memasuki perkampungannya. Suasana yang nyaman, teduh, asri, hangat, hening, duh sulit dideskripsikan karena memang semenakjubkan itu energinya. Ya, aku dan teman-temanku tiba sudah gelap dan kondisi gerimis (aaaaakhirnya). Namun seketika rasa lelah berganti dengan sebuah kenyamanan. Aslinya penduduk desa di sana sangat ramah 🥰.
- Dilarang mendokumentasikan apapun, mengambil foto dengan kamera HP atau DSLR dan sejenisnya dilarang ya. (Jangan coba-coba dilanggar). |
- Semua kegiatan mandi atau bersih-bersih dilakukan di sungai, tanpa sabun, odol atau apapun yang mengandung bahan kimia. Mereka biasanya sikat gigi dengan serabut kelapa dan sabunnya juga berasal dari alam, sejenis daun-daunan, seperti honje atau kecombrang. Tenang saja, sungainya sangat jernih dan terjaga kebersihannya (kualitas baik).
- Perkampungan di Baduy Dalam juga tidak ada listrik sama sekali. Hanya ada 1 lampu dari minyak sayur di tempat kami menginap. Alhamdulillahnya lagi kami masih diperbolehkan beraktivitas menggunakan senter 🔦 ( jadi ga gelap-gelap banget pas ke sungai malam-malam).
Kami bermalam di salah satu rumah warga, yaitu Ayah Darma. Setelah bersih-bersih, cuci muka tipis-tipis di sungai, kami makan malam dengan menu sayur, ikan asin dan tempe. MasyaAllah nikmat sekali setelah berlelah-lelah rasanya. Dilanjutkan dengan acara malam keakraban, saling berkenalan sesama kelompok trip, ditemani Ayah Darma (pemilik rumah yang kami tempati). Belajar banyak tentang kehidupan Baduy Dalam dan ada juga yang sedikit curhat colongan, saling berbagi kisah kasih 😂
...
Malam semakin larut, ada yang lanjut mengobrol, ngemil dan aku memutuskan untuk tidur saja, karena sakit kepala yang belum mereda. Setelah minum obat, lalu merebahkan diri 🤢😷😴 karena besoknya harus menyiapkan energi buat jalan kaki lagi 😌😌.
Fakta menarik lagi:
Masyarakat di Baduy Dalam ini semuanya tidak ada yang menggunakan kasur. Kami menginap di rumah panggung kayu dan tidur beralaskan tikar saja. Penting juga nih ya, jangan lupa bawa jaket atau sleeping bag kalo ke sini, karena udara malam di Baduy Dalam itu dingin banget 🥶🥶, tapi nggak ada nyamuk sama sekali lhooo 😮. Bangunkan teman kalian kalo kebelet buang air kecil tengah malam ya teman, biar tetap aman hahaha. Ga kebayang bisa jalan sendirian dengan penerangan hanya senter di malam yang dingin gitu, pikiran udah kemana-mana kayaknya 😄
![]() |
Rumah Baduy 📸 by Rilliis |
11 Juni 2023 pukul 06.00 WIB, sebagian teman trip lain sudah ada yang bangun dan mandi ke sungai untuk mandi dan cuci muka. Setelah itu dilanjutkan berkeliling kampung, melihat aktivitas warga, lalu tak lupa sarapan nasi goreng yang dibikin oleh ambu (sebutan untuk wanita yang sudah memiliki anak).Yapss, di sana panggilannya Ayah dan Ambu 👨👩👧
Oh iya, sekilas cerita kebetulan banget saat itu warganya ada yang mau nikahan, jadi mereka berkumpul bersama membuat ikan bakar dari bambu. Sungguh kehidupan bertetangga yang sangat langka sekali dan sulit ditemukan di perumahan komplek ibu kota. Mereka saling membantu dan hidup bergotong royong. Ini pemandangan yang indah sih, akur banget hidup bertetangganya (penuh ketulusan).
.....
Setelah sarapan dan beres-beres, waktunya untuk perjalanan pulang, yaaa tetap dengan berjalan kaki dari Cibeo ke Ciboleger dengan waktu tempuh sekitar 4 jam (maaf agak lambat) 😅. Sebelumnya saat ke Cibeo jalur yang dilewati melalui Jembatan Akar. Kali ini pulangnya beda rute, trek kami melalui danau (tanjakan dan turunannya tetep bikin terseok-seok dan pengen nangis kalo diinget huhuhu). Tapi jangan khawatir pemandangan alamnya kereeeeeeen, jadi walaupun capek ga bikin nyerah tengah jalan kok ðŸ¤ðŸ¤ðŸ¤.
![]() |
Spot Foto rute Jembatan Akar |
Semangat🔛🔥, kalo kata Calvin Kazona bilangnya gini: "Dengan terus menerus menantang dirimu, kamu akan bisa mengukur sampai di mana kapasitas kemampuanmu."
Kalo dari awal sudah bilang tidak bisa, then there is no chance (Danny Wirianto).
Aaah rasanya banyak sekali pembelajaran yang didapat dari trip kali ini. Tidak ada gambar maupun foto yang diambil di Baduy Dalam. Namun banyak kenangan yang kami bawa dalam ingatan dan hati. Terima kasih Ayah dan Ambu yang sudah menjamu kami dengan baik. Semoga kita semua selalu sehat dan bisa kembali lagi ke sana. 😇
![]() |
Foto diambil saat di Baduy Luar |
Fakta Urang Kanekes (Baduy)
- Dalam membangun rumah, mereka tidak menggunakan paku sama sekali. Namun pondasinya kuat dan sangat menakjubkan, terdapat ruang tamu dan dapur.
- Hanya ada alas tikar, lampu minyak, semua kegiatan mandi dan membersihkan diri dilakukan di sungai yang airnya jernih dan terjaga.
- Tidak ada kegiatan sekolah untuk anak-anak Baduy, namun mereka dibekali ilmu untuk berladang sejak kecil.
- Kepercayaan urang baduy adalah ajaran Sunda Wiwitan. Namun sama seperti agama lain, mereka tetap memiliki doa-doa khusus.
- Lebih banyak menghabiskan waktu di ladang dibandingkan di rumah.
- Tidak ada skin care mahal, tidak masalah. Faktanya kulit mereka sangat terawat dan bersih dibandingkan kita yang melakukan perawatan. Hanya dengan bahan yang berasal dari alam (asli sih mereka good looking semua).
- Makanan dan hasil pertanian mereka organik dan tanpa pestisida ( sehat ga tuh, pantes aja ya kuat).
- Mereka dilarang memakai alas kaki ke manapun berjalan, tapi tetap kuat. Hal tersebut salah satu rasa bersyukur mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa (Benar-benar menyatu dengan alam).
- Mereka tidak menggunakan transportasi apapun dan hanya berjalan kaki ke manapun.
- Sangat amat menjaga alamnya dengan baik. Tidak ada elektronik dan sinyal internet sama sekali.
- Masyarakat Baduy sejak kecil sudah dipilihkan jodoh oleh orang tuanya dan menikah di usia muda.
- Oleh-oleh ada madu hitam, manis (karena selain bertani, mereka ke hutan mencari madu), gelang, gantungan kunci, tas anyaman dan lainnya yang dibuat oleh tangan masyarakat Baduy sendiri.
- Pakaian warna hitam dan putih saja, tanpa kancing. Jadi kalo ada yang menawarkan dagangannya di luaran dan memakai pakaian warna putih, namun berkancing. Jelas itu bukan warga Baduy Dalam asli ya teman.
Warna pakaian tersebut menggambarkan bahwa dalam kehidupan itu memang bukan hanya ada yang baik saja (golongan putih), namun pasti selalu ada sisi gelap (hitam).
- Ada 3 Kampung di Baduy Dalam, yang tentunya tidak akan pernah bertambah maupun berkurang dari dulu hingga nanti, yaitu Cibeo (yang kami singgahi), Cikertawana dan Cikeusik. 3 kampung tersebut memiliki fokus yang berbeda lho.
Melansir dari detikX
" Cibeo memiliki tugas urusan pelayanan masyarakat Baduy, sosial kemasyarakatan, dan terkait wilayah. Tugas pemerintahan, pertanian, dan komunikasi dengan warga luar selalu diampu oleh Cibeo.
Sedangkan Cikertawana bertugas sebagai penasihat urusan-urusan keamanan, ketertiban, kesejahteraan, dan pembinaan warga Baduy.
Terakhir Cikeusik bertugas soal keagamaan, pelaksanaan kalender adat, seperti Kawalu, Ngalaksa, atau Seba, serta pengadil atas hukum adat. “Tapi aturan tersebut menjadi satu kesatuan adat (Baduy),” ucap Ayah Mursyid".
........
Setidaknya itu yang aku ingat mengenai sebagian fakta Urang Kanekes (orang Baduy), yang dijelaskan oleh leader dari Wisuba dan Ayah Darma (Warga Baduy Dalam) saat di acara malam keakraban.
#Salah satu perjalanan yang memberikan banyak pemahaman tentang kehidupan dan kesederhanaan. Tidak memasukkan budaya dari luar dan mengikuti perkembangan zaman, bukan berarti tidak bisa hidup dengan nyaman. Justru mereka ada untuk menjaga alam dan budayanya.
Mulai sekarang mari sama-sama menjaga alam ya teman, karena rusaknya alam tentu membuat kita manusia pastinya terancam.
Terima kasih untuk perjalanan yang berharga ini teman-temanku.
cc: Wisuba, Amarillis, Ummah dan Uki 🤗🤗
Salam,
Teman Cerita
Mantap betullll jadi terbawa suasana betapa senangnya belajar tentang budaya
BalasHapusAhhhh seru
BalasHapusWajib nyoba untuk ikut tripnya sih 😉
HapusAhhhh seru kk Wulan kk rilis kk uki dan Ummah
BalasHapusAyooo cobain ke Baduy 😉
Hapus